TUGAS SOFTSKILL
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI BISNIS
Nama Kelompok:
1. Fatma IndriyanaSari (14214050)
2. Tanti Kartina Nurlatifah (1A214657)
3. Yunik Setyaningsih (1C214587)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
BAB
1
PENDAHULUAN
Komunikasi
merupakan faktor yang penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi bisnis.
Seorang pimpinan secara rutin harus berkomunikasi dengan bawahannya untuk
meminta mereka membuat surat pesanan barang, menjawab atau membuat surat aduan,
membuat surat edaran umum, membuat surat kontrak kerja sama, membuat surat
balasan/tanggapan, dan sejenisnya.
Komunikasi
bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis, mencakup berbagai
macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Menurut Tubbs
dan Moss (2001), salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi adalah
terciptanya komunikasi efektif. Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif
apabila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi
dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh
pengirim atau sumber, berkaitan erat
dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.
Ada lima hal yang dapat
dijadikan ukuran bagi komunikasi efektif, yaitu:
1. Pemahaman
Pemahaman adalah
penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh
pengirim pesan. Dalam hal ini komunikator dikatakan
efektif apabila penerima
memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan. Kegagalan
utama dalam berkomunikasi adalah ketidakberhasilan dalam menyampaikan isi pesan
secara cermat.
2. Kesenangan
Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi
berkaitan erat dengan perasaan terhadap orang yang berinteraksi dengan pihak
lain.
3. Mempengaruhi sikap
Komunikasi dikatakan efektif jika komunikator
(pengirim) dapat mempengaruhi sikap komunikan (penerima), tindakan mempengaruhi
sikap bertujuan agar orang lain memahami ucapan kita dan menyetujui sesuai
dengan yang kita inginkan.
4. Hubungan yang semakin baik
Secara keseluruhan, komunikasi efektif
memerlukan suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Salah satu
kegagalan dalam berkomunikasi adalah adanya gangguan dalam hubungan insani yang
berasal dari kesalahpahaman.
5. Tindakan
Komunikasi yang efektif dapat mendorong orang
lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita inginkan.
A. Bentuk
dasar komunikasi bisnis
Komunikator yang
efektif tentu saja memiliki beberapa alat komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan.
Mereka tahu bagaimana menempatkan kata yang membentuk suatu arti, bagaimana
mengubah situasi menjadi lebih menarik dan menggairahkan, bagaiman mengajak
peserta ikut aktif diskusi, bagaimana menyelipkan humor yang mampu menghidupkan
suasana, bagaimana menyiapkan ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, dan
apakaah pesan yang akan disampaikan melalui tulisan (written) atau lisan
(oral). Mereka juga memperkuat kata-kata mereka dengan gerak isyarat dan
tindakan.
1. Komunikasi
Verbal
Komunikasi verbal merupakan
salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan
(written) dan lisan (oral).
Meskipun sesorang dapat
mengungkapkan sesuatu secara nonverbal (tidak melalui tulisan atau lisan), ia
tetap membutuhkan komunikasi verbal, misalnya hendak membahas kejadian masa
lalu, ide atau abstraksi. Melalui komunikasi lisan atau tulisan, diharapkan
orang akan memahami apa yang disampaikan pembicara atau penulis. Penyampaian
suatu pesan lewat tulisan dan lisan tentu memiliki suatu harapan bahwa seorang
akan dapat membaca atau mendengar apa yang akan dikatakan. Untuk pesan-pesan,
seseorang dapat menggunakan tulisan dan ucapan (lisan). Sedangkan untuk
menerima pesan-pesan, seseorang dapat menggunakan pendengaran dan bacaan.
a. Berbicara dan Menulis
Pada umumnya, untuk
mengirimkan pesan-pesan bisnis, orang lebih senang berbicara (speaking)
daripada menulis (writing). Alasannya, karena lebih praktis. Penyampaian pesan
bisnis dengan tulisan relative jarang. Meskipun demikian, bukan berarti tidak
penting, karena tidak semua hal bisa disampaikan lewat lisan.
b. Mendengarkan dan Membaca
Komunikasi yang efektif
merupakan komunikasi dua arah. Orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis
cenderung lebih suka memperoleh atau mendapatkan informasi daripada
menyampaikannya. Untuk melakukan hal tersebut, mereka memerlukan keterampilan
mendengar (listening) dan membaca (reading).
Meskipun mendengar dan
membaca adalah hal yang berbeda, keduanya memerlukan pendekatan serupa. Langkah
pertama adalah mencatat informasi, yang berarti seseorang harus memusatkan
perhatian pada pembicaraan yang tengah berlangsung atau bahan yang sedang
dibacanya.
Setelah dapat menangkap
inti pembicaraan atau bacaan, langkah selanjutnya adalah menafsirkan dan
menilai informasi. Langkah ini merupakan bagian terpenting dari proses
mendengar.
Sambil melakukan
penyaringan suatu informasi, seseorang harus dapat memutuskan mana informasi
yang penting dan mana yang tidak penting. Suatu pendekatan yang dapat dilakukan
adalah mencari ide pokok (main idea) dan ide ide pendukung (supporting idea)
secara rinci. Jadi, untuk dapat menyerap informasi dengan baik seseorang harus
dapat berkonsentrasi, pada apa yang sedang dibaca atau didengar.
2. Komunikasi
nonverbal
Bentuk
komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi
nonverbal. Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata,
mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, atau lebih dikenal dengan
bahasa isyarat (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang
lain.
Komunikasi
nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal dalam hal penyampaian pesan. Pada
komunikasi nonverbal pesan disampaikan secara spontan. Pada umumnya, sebelum
menyampaikan sesuatu secara verbal, seseorang sudah memiliki suatu rencana
tentang apa yang ingin dikatakan. Tetapi, ketika seseorang berkomunikasi secara
nonverbal, ia seringkali melakukannya secara tidak sadar.
B. Proses
komunikasi
Sebagai
suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana seseorang mgekspresikan
perassaan, ada hal-hal yang berlawanan (kontradiktif), dan hal-hal yang sejalan
(selaras, serasi), serta meliputi proses menulis, mendengarkan, dan
mempertukarkan informasi. Menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thill proses
komunikasi dapat dibagi menjadi lima tahap, yaitu:
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau
gagasan.
2. Ide diubah menjadi suatu pesan.
3. Pemindahan pesan.
4. Penerima menerima pesan.
5. Penerima memberi tanggapan dan mengirim
umpan-balik kepada pengirim.
Kelima tahapan dalam proses
komunikasi tersebut dapat digambarkan dalam sebuah diagram sebagai berikut:
1.1 Proses Komunikasi
v Tahap
pertama pengirim mempunyai ide
Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang
luas dihadapan kita, ide yang ingin disampaikan seseorang mungkin akan berbeda
dengan pemikiran orang lain. Bahkan dua orang yang memiliki pengalaman yang
sama terhadap suatu hal atau kejadian, akan memiliki suatu kesan yang tidak
sama. Seorang komunikator yang baik, harus dapat menyaring hal-hal, yang tidak
penting atau tidak relevan, dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang penting
dan relevan. Proses tersebut dikenal dengan abstraksi.
v Tahap
kedua mengubah ide menjadi pesan
Semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna
harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: subjek, maksud, audience, gaya
personal, dan latar belakang budaya.
v Tahap
ketiga pemindahan pesan
Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
pesan terkadang relative pendek, namun ada juga yang cukup panjang. Panjang
pendeknya saluran komunikasi yang digunakan, akan berpengaruh terhadap
efektivitas penyampaian pesan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan jenis atau
sifat pesan yang akan disampaikan.
v Tahap
keempat penerima menerima suatu pesan
Komunikasi antar seseorang dengan orang lain akan
terjadi, bila pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan
tersebut. Suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan
telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pemberi atau
pengirimnya.
v Tahap
kelima penerima memberi tanggapan dan umpan-balik ke pengirim
Umpan-balik atau feedback adalah penghubung akhir dalam
suatu mata rantai komunikasi. Umpan-balik memegang peranan penting dalam
komunikasi, karena ia memberi kemungkinan bagi pengirim untuk menilai
efektivitas suatu pesan. Disamping itu, adanya umpan balik akan dapat
menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya: perbedaan
latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara
emosional.
3. Fungsi Komunikasi
Menurut
Hasibuan (2007), fungsi-fungsi komunikasi adalah untuk instructive,
informative, influencing dan evalutive. Sedangkan, simbolsimbol komunikasi
adalah suara, tulisan, gambar, warna, mimik, kedipan mata dan lain-lain. Dengan
simbol-simbol inilah komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan.
Komunikasi dikatakan efektif jika informasi disampaikan dalam waktu singkat,
jelas atau dipahami, dipersepsi atau ditafsirkan dan dilaksanakan sama dengan
maksud komunikator oleh komunikan.
Robbins (2003), mengidentifikasi
fungsi – fungsi komunikasi sebagai berikut :
1. Kendali
Komunikasi bertindak untuk mengendalikan
perilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan
garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
2. Motivasi
Komunikasi membantu perkembangan motivasi
dengan menjelaskan kepada para karyawan terkait hal yang harus dilakukan,
bagaiman mereka berkerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki
kinerja jika kinerjanya dibawah standar.
3. Pengungkapan emosional
Bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka
merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam
anggota merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan
kekecewaan dan rasa puas mereka.
4. Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang
diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan menetukan
alternatif.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Komunikasi
Menurut Mangkunegara (2004) ada dua tinjauan faktor yang
mempengaruhi komunikasi, yaitu faktor yang berasal dari pihak komunikator
(sender) dan dari pihak komunikan (receiver). Adapun faktorfaktor yang berasal
dari sender maupun receiver, antara lain:
1. Keterampilan sender dan receiver.
Sender sebagai pengirim informasi, ide, berita
dan pesan perlu menguasai cara-cara penyampaian pikiran secara tertulis maupun
lisan. Sedangkan, receiver harus
memiliki keterampilan dalam mendengar dan membaca pesan agar pesan yang
disampaikan dapat dimengerti.
2. Sikap sender dan receiver.
Sender yang bersikap ragu-ragu dan angkuh
terhadap receiver dapat mengakibatkan informasi atau pesan yang diberikan
menjadi ditolak dan membuat receiver menjadi tidak percaya terhadap informasi
atau pesan yang disampaikan. Sama halnya juga dengan receiver, jika receiver
bersikap meremehkan dan berprasangka buruk terhadap sender, maka komunikasi
menjadi tidak efektif dan pesan menjadi tidak berarti bagi receiver.
3. Pengetahuan sender dan receiver.
Sender yang mempunyai pengetahuan luas dan
menguasai materi yang disampaikan akan dapat meninformasikannya kepada receiver
sejelas mungkin, sehingga receiver lebih mudah mengerti pesan yang disampaikan
oleh sender. Kemudian receiver yang memiliki pengetahuan yang luas akan lebih
mudah dalam menginterpretasikan ide atau pesan yang diterimanya dari sender.
4. Media yang digunakan oleh sender dan
receiver. Sender perlu menggunakan media komunikasi yang sesuai dan menarik
perhatian receiver. Sedangkan, receiver yang menggunakan media komunikasi berupa
alat indera yang ada pada receiver sangat menentukan apakah pesan dapat
diterima atau tidak untuknya. Jika alat indera receiver terganggu, maka pesan
yang diberikan oleh sender menjadi kurang jelas bagi receiver.
BAB
2
ISI
Komunikasi
yang efektif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi yang efektif untuk
komunikasi personal dan kelompok serta komunikasi yang efektif untuk komunikasi
massa. Pada komunikasi personal dan kelompok, suatu komunikasi dikatakan
efektif apabila komunikan memahami pesan yang dikirimkan oleh komunikator.
Pemahaman pesan tersebut tidak terkait dengan setuju tidaknya komunikan dengan
isi pesan yang disampaikan. Sedangkan pada komunikasi massa, suatu komunikasi
dikatakan efektif apabila mampu menjangkau komunikan dalam jumlah yang besar.
Kemampuan
berkomunikasi efektif sekaligus juga merupakan salah satu ciri mutu SDM
karyawan, karena tanpa komunikasi suatu organisasi tidak dapat berfungsi
optimal karena organisasi merupakan kumpulan orang yang memerlukan jasa
komunikasi untuk meraih kesuksesan berorganisasi.
Komunikasi
akan efektif apabila pengirim pesan dan penerima pesan besama-sama mencapai
pengertian dan kesimpulan yang sama sesuai dengan yang dimaksudkan, tentang apa
yang sebenarnya yang diinformasikan. Dengan komunikasi efektif juga diharapkan
organisasi bisa mendapatkan informasi yang akurat tentang keinginan dan
kebutuhan karyawan, sehingga informasi yang diperoleh dapat dipertimbangkan dan
direalisasikan keputusannya pada karyawan. Selain karyawan akan merasa dihargai
dan diakui, mereka juga dapat lebih semangat dalam bekerja sehingga kinerja
karyawan meningkat dan tujuan organisasi dapat dicapai.
Ditinjau
dari faktor komunikator, untuk melaksanakan komunikasi efektif terdapat dua
faktor penting pada diri komunikator, yaitu kredibilitas komunikator dan daya
tarik komunikator.
1. Kredibilitas komunikator
Kredibilitas
komunikator menunjukkan bahwa pesan yang diterima komunikan dianggap benar dan
sesuai dengan kenyataan yang ada. Kepercayaan komunikan ini ditentukan oleh keahlian
komunikator dan dapat tidaknya ia dipercaya. Kepercayaan yang besar pada
umumnya dapat meningkatkan kesediaan seseorang untuk melakukan perubahan sikap.
Semakin disenangi dan dikenal seorang komunikator oleh komunikan, semakin besar
kecenderungan komunikan untuk mengubah kepercayaannya ke arah yang dikehendaki
komunikator. Kepercayaan yang kecil akan mengurangi kesediaan seseorang untuk
melakukan perubahan sikap. Dapat pula terjadi komunikan tidak percaya dengan
pesan yang disampaikan, hanya karena tidak percaya dengan komunikator, meskipun
pesan tersebut benar adanya.
Selain
itu, pada umumnya pesan yang dikomunikasikan akan mempunyai daya pengaruh yang
lebih besar, apabila komunikator dianggap sebagai seorang yang ahli. Contohnya,
Habibie sebagai seorang ahli akan lebih dipercaya jika menyampaikan hal-hal
yang terkait dengan permasalahan kedirgantaraan daripada seorang pilot pesawat
terbang, karena beliau dinilai lebih ahli dalam bidang kedirgantaraan tersebut.
Keahlian ini dapat timbul karena pendidikan, jabatan, profesi atau pengalaman
seseorang.
Selain
kepercayaan dan keahlian, kredibilitas juga dapat muncul dari status sosial.
Seseorang yang mempunyai status sosial yang lebih tinggi akan mempunyai
kredibilitas yang lebih besar, sehingga apa yang dikatakan akan dipercaya dan
lebih besar kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain. Sebagai contoh,
kenaikan gaji perusahaan yang disampaikan oleh pimpinan perusahaan akan lebih
dipercaya kebenarannya oleh karyawan dibandingkan hal itu disampaikan oleh staf
personalia.
2. Daya tarik komunikator
Seorang
komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, melalui
mekanisme daya tarik. Seorang komunikator yang disenangi dan dikagumi oleh
komunikannya akan menyebabkan komunikan menerima kepuasan dari usaha menyamakan
dirinya dengan komunikator. Contohnya, Rano Karno yang disenangi dan dikagumi
masyarakat luas apabila ia menyarankan agar orang tua mengimunisasi anaknya,
maka mereka akan melakukannya. Karena mereka mendapatkan kepuasan dengan mengikuti
saran yang diberikan oleh orang yang menjadi idolanya.
Dapat
pula terjadi, seorang komunikan yang menganggap dirinya mempunyai persamaan
dengan komunikator akan menimbulkan simpati dari komunikan. Dengan demikian
akan memperlancar proses komnukasi. Sebagai contoh, karyawan yang berasal dari
satu daerah dan sama-sama bekerja di sebuah perusahaan, komunikasinya akan
lebih lancar jika dibandingkan melakukan komunikasi dengan karyawan yang
berasal dari daerah lain. Secara umum kesamaan ini dapat menyangkut banyak
aspek, seperti ideologi, geografi, hobi, profesi dan bahasa.
Ada 5 karakteristik
komunikasi bisnis yang efektif antara lain:
1. sedikan informasi yang praktis
2. berikanlah fakta bukan kesan
3. perjelas dan padartkan informasi
4. nyatakan tanggung jawab dengan tepat
5. bujuk orang lain dan tawarkan
rekomendasi
Efektivitas komunikasi
bisnis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya :
1. Persepsi
Dalam
hal ini, komunikator harus dapat memprediksi lewat berbagai persepsi terkait
apakah pesan yang disampaikan dapat dipahami serta diterima oleh komunikan atau
receiver.
2. Keberhasilan
teknologi informasi dan komunikasi
Di
era teknologi ini, efektivitas komunikasi bisnis juga berpengaruh pada
komunikasi dalam teknologi informasi. Hal ini mencakup adanya nilai produk dan
jenis besar kecilnya manufaktur yang memiliki perbedaan karakteristik sistem
informasi yang dibutuhkan.
Selain
itu juga diperlukan jaringan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat
menyediakan jaringan luas hingga daerah terpencil pun. Dan yang terakhir adalah
performa perusahaan yang tinggi juga merupakan faktor yang menentukan dan biaya
yang dapat dipertimbangkan agar efisien.
Hal
ini dikarenakan internet merupakan suatu media komunikasi yang memiliki peranan
penting dalam perkembangan bisnis. Perkembangan bisnis tersebut mencakup nilai
produk, aktivitas operasional, dan pelayanan jasa. Beberapa aktivitas yang
dapat dilakukan di dalam internet di antara :
• Berbagi data internal.
• Rekruitmen.
• Mencari partner atau pelanggan.
• Mencari informasi luar.
• Pembelian peralatan.
• Promosi produk.
• Fasilitas pelanggan.
• Media kolaborasi dengan partner.
• Publikasi perkembangan perusahaan.
3. Ketepatan
Dalam
hal ini dikarenakan komunikan pastinya memiliki kerangka berpikir yang
berbeda-beda. Supaya informasi sampai dengan tepat, maka komunikator perlu
mengekspresikan atau mengimpplementasikan kerangka berpikir komunikan.
4. Kredibilitas
Komunikator
pun perlu adanya keyakinan bahwa komunikan dapat dipercaya, sehingga dia akan
mendapatkan kepercayaan pula dari komunikan.
5. Pengendalian
Komunikan
pastinya nanti akan memberikan tanggapan berupa feedback. Di sinilah tugas
komunikator untuk bisa mengendalikan tanggapan dari komunikan.
6. Kecocokan
Komunikator
yang baik selalu menjaga kepercayaan dan hubungan yang baik dengan komunikan.
Sehingga terjalinlah persahabatan antara perusahaan dengan komunikan.
Pesan
yang tersampaikan dengan benar dan tepat sesuai keinginan sang komunikator,
menunjukkan bahwa komunikasi dapat berjalan secara efektif. Agar komunikasi
bisa berlangsung efektif, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya "Effective
Public Relations", faktor-faktor tersebut disebut dengan "The Seven Communication".
Mari kita simak 7 elemen komunikasi yang efektif berikut ini.
1) Credibility
Kredibilitas
berkaitan erat dengan kepercayaan. Ya, seorang komunikator yang baik harus
memiliki kredibilitas agar pesan yang disampaikan dapat tersasar dengan baik.
Beberapa hal yang berhubungan dengan kredibilitas misalnya kualifikasi atau
tingkat keahlian seseorang. Contoh, seorang dokter dianggap mempunyai
kredibilitas ketika ia menyampaikan hal-hal tentang kesehatan.
2) Context
Konteks
berupa kondisi yang mendukung ketika berlangsungnya komunikasi. Supaya
komunikasi berjalan efektif, konteks yang tepat menjadi hal yang menarik
perhatian audiens. Misalnya, berita atau informasi tentang kesehatan janin
sangat sesuai bagi ibu-ibu yang sedang menjalani masa kehamilan.
3) Content
Isi
pesan merupakan bahan atau ,materi inti dari apa yang hendak disampaikan kepada
audiens. Komunikasi menjadi efektif apabila isi pesan mengandung sesuatu yang
berarti dan penting untuk diketahui oleh audiens.
4) Clarity
Pesan
yang jelas alias tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam adalah kunci
keberhasilan komunikasi. Kejelasan informasi adalah hal penting yang bisa
mengurangi dan menghindari risiko kesalahpahaman pada audiens.
5) Continuity and
Consistency
Agar
komunikasi berhasil, maka pesan atau informasi perlu disampaikan secara
berkesinambungan atau kontinyu. Misalnya, pesan pemerintah yang menganjurkan
masyarakat untuk menggunakan kendaran umum dibandingkan kendaraan pribadi harus
selalu disampaikan melalui berbagai media secara terus menerus supaya pesan itu
dapat tertanam dalam benak dan mempengaruhi perilaku masyarakat.
6) Capability of
Audience
Komunikasi
dapat dikatakan berhasil apabila sang penerima pesan memahami dan melakukan apa
yang terdapat pada isi pesan. Dalam hal ini, tingkat pemahaman seseorang bisa
berbeda-beda tergantung beberapa faktor, contohnya latar belakang pendidikan,
usia ataupun status social.
7) Channels of
Distribution
Selain
berbicara secara langsung kepada audiens, ada cara lain untuk berkomunikasi,
yaitu menggunakan media. Bentuk-bentuk media komunikasi yang biasa digunakan
saat ini adalah media cetak ataupun elektronik. Pertimbangkan secara matang
pemilihan media yang sesuai dan tepat sasaran agar tidak terjadi komunikasi
yang sia-sia.
Beberapa elemen di atas
merupakan faktor pendukung agar komunikasi dapat bejalan dengan efektif. Dengan
mengombinasikan elemen-elemen pendukung komunikasi, maka pesan yang disampaikan
dapat berhasil dan mampu mengubah sikap dan perilaku seseorang. (bitebrands).
BAB
3
KESIMPULAN
Komunikasi
merupakan faktor yang penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi bisnis.
Sedangkan pengertian komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam
dunia bisnis, mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal
maupun nonverbal.
Komunikasi
yang efektif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi yang efektif untuk
komunikasi personal dan kelompok serta komunikasi yang efektif untuk komunikasi
massa. Komunikasi akan efektif apabila pengirim pesan dan penerima pesan besama-sama
mencapai pengertian dan kesimpulan yang sama sesuai dengan yang dimaksudkan,
tentang apa yang sebenarnya yang diinformasikan.
Komunikasi
akan efektif apabila pengirim pesan dan penerima pesan besama-sama mencapai
pengertian dan kesimpulan yang sama sesuai dengan yang dimaksudkan, tentang apa
yang sebenarnya yang diinformasikan. Dengan komunikasi efektif juga diharapkan
organisasi bisa mendapatkan informasi yang akurat tentang keinginan dan
kebutuhan karyawan, sehingga informasi yang diperoleh dapat dipertimbangkan dan
direalisasikan keputusannya pada karyawan. Selain karyawan akan merasa dihargai
dan diakui, mereka juga dapat lebih semangat dalam bekerja sehingga kinerja
karyawan meningkat dan tujuan organisasi dapat dicapai.
Efektivitas
komunikasi bisnis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya yaitu Persepsi,
Keberhasilan teknologi informasi dan komunikasi, Ketepatan, Kredibilitas, Pengendalian,
dan Kecocokan.
DAFTAR PUSTAKA
Adinda Citra Kirana
H24097004, Analisis Pengaruh Komunikasi Efektif Terhadap Kinerja Karyawan PT.
Mitra Maknur Industri. Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor.
Andy Kridasusila, Memenangkan Persaingan Bisnis melalui
Efektivitas Komunikasi. Fakultas
Ekonomi Universitas Semarang